**...REFLEKSI TAHUNANKU...**
Tahun ini, aku sudah mendapatkan dan meraih sebagian impianku. Menurutku tahun ini adalah tahun kebahagiaanku. Walaupun aku menemukan banyak masalah, namun, setelah aku mengingat kembali semuanya, ini adalah tahun terbaikku.
Aku merasakan banyak perubahan pada diriku. Dengan kondisi kesehatanku yang semakin membaik dan memungkinkan aku untuk kembali aktif berkegiatan, aku sungguh memanfaatkannya. Di tahun ini, aku sudah kembali aktif dalam kehidupan sanggar secara lebih intensif. Walaupun aku tidak pernah vakum dari kehidupan dan kegiatan dan kehidupan sanggar, tapi aku merasa kondisi kesehatanku agak membatasiku dalam beraktivitas. Maka, aku sungguh bersyukur, aku sudah bisa kembali dan bisa mewujudkan salah satu mimpi besarku, untuk ”kembali memasuki dunia sanggar”. Apalagi, setelah aku mengikuti berbagai performance, aku merasa, perubahan pada diriku semakin besar. Aku jadi semakin terlatih untuk membagi waktu dan perhatianku, pada masalah sekolah formal, pementasan atau berbagai kegiatan sanggar. Aku merasakan hal itu saat persiapan salah satu performance kecil, launching CHC 2011, aku sedang menjalani ulangan umum tengah semester di sekolah formal. Aku terus berpikir, menanamkan pada diriku, aku harus menyanggupinya, dan membuktikan, aku bisa memperbaiki diriku pada kesempatan ini. Membagi waktuku antara kegiatan sanggar/SEKOSA dan sekolah. Sehingga aku bisa meraih impianku untuk bergabung di performance dan kelas kreatif SEKOSA. Mumpung kondisi kesehatanku sudah membaik, pikirku. Aku tidak mau membuang kesempatan itu.
Setelah kembali mengikuti kegiatan sanggar secara lebih intensif, aku merasa memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Aku sempat mengalami masa-masa seperti itu. Melakukan apa saja dengan sebaik-baiknya demi mengikuti kegiatan sanggar. Aku tak tahu apakah ini benar atau salah, berdampak positif atau negatif bagi diriku. Tapi saat itu dalam pikiranku yang penting bisa mengikuti kegiatan sanggar. Lalu, aku mencoba mengawali kembali kegiatan kelas disanggar. Namun itu terputus karena masa explorasi untuk Makaro.
Perubahan, atau lebih tepat disebut perkembangan baruku, adalah aku mulai jatuh cinta dengan sebuah alat musik, djembe. Aku ingin sekali, bisa menguasainya. Tapi setiap aku mendekati djembe, menghadapinya, aku merasa gak pede aja. Tapi pengen sekali bisa menguasainya. Namun, pada akhirnya, aku bisa menahan untuk sementara, dan mulai menyukai biola. Aku mengikuti kelas biola. Aku sangat menyukai pelajaran ritme, not partitur dan paranada. Sekarang aku juga sudah bisa membaca partitur. Dan sudah bisa memainkan kaleng rombeng dengan lancar.
Tibalah, saat yang kami tunggu, adalah persiapan pementasan besar tahunan. Untuk sementara kelas kreatif intensif ditiadakan, namun kelas otonom tetap berjalan. Aku belajar banyak disini. Selain rasa bahagia, gembira dan bersyukur karena dapat mewujudkan mimpi besarku ini, aku mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman. Aku lebih disiplin mengatur waktu, latihan, tugas sekolah dan keperluan pribadi seperti makan, mandi, minum obat dan lainnya. Bahkan kebiasaan seperti itu juga kuterapkan di rumah. Dan semuanya berjalan dengan baik, sesuai rencana. Perasaan yang kurasakan hanya bahagia dan bersyukur. Sudah, tak ada lagi. Kemampuan vokalku, juga meningkat. Jadwal latihan keseharian yang ketat menuntutku untuk semakin bertanggungjawab. Kalau ini pilihanku, aku harus bisa bertanggungjawab. Aku semakin mengerti arti sebuah karya, keluarga dan rasa kekeluargaan yang mewujudkannya. Selain untuk melepas kepenatan sekolah formal, aku juga belajar. Hobi dan bakat seniku tersalur, kemampuanku juga tergali. Pementasan ini adalah. ... My best experience of this year! Dan menjadi motivasi untuk hidupku.
Namun setelah pementasan, aku merasakan kekosongan dalam hari-hariku. Terlebih karena terbiasa hidup dengan penuh latihan, kegiatan yang bermanfaat. Aku sangat merasa sedih, sendiri dan kosong. Aku sempat mengalami feelingdown seperti itu. Sehingga, aku agak malas untuk belajar. Bahkan ulangan umumpun aku gak belajar. Memang nilaiku bagus. Tapi gak optimal menurutku. Tapi tetap saja aku merasakan kekosongan. Apalagi setelah pentas, kelas kreatif belum diadakan lagi sampai sekarang. Aku jadi kesepian. Untungnya, setelah itu banyak event-event di sanggar yang membuat diriku kembali berkegiatan. Sampai aku menulis ini, aku tetap merasakan sedikit celah kekosongan dalam hidupku. Bete aja, gituuh... Karena tidak sepenuh dulu. Dulu, kelas kreatif iya, latihan perform iya, gereja pun iya. Tapi sungguh, tanggal 25 desember kemarin, aku menangis. Aku merasa natal tahun ini sama sekali kosong bagiku. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan... sepi, kosong dan sendiri. Tak ada kegiatan. Ya sudahlah.
Untuk menyudahi refleksiku ini, aku ingin menceritakan 1 kekurangan yang tak bisa aku kendalikan. Emosiku. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk menahannya. Dan itulah harapanku, aku bisa mengendalikannya. Aku juga berharap aku bisa tetap berkontribusi untuk sanggar, melalui keikutsertaanku dalam berbagai performance, dan kelas. Aku ingin kembali mengikuti kelas kreatif seperti dulu. Aku juga ingin lebih menguasai kaleng rombeng, dan biola. Kayaknya, bonang boleh dilirik tuh... Asyik kayaknya. Dan djembe, aduh aku suka banget sama kamu. Aku pengen bisa memainkan berbagai alat musik. Tapi aku yakin itu membutuhkan usaha besar. Dan satu lagi yang menarik. Crockenspil. Ya maaf ya, kalau salah aku gak tau tulisannya. Pokoknya yang dimainin mbak Nina waktu pentas kemarin. Yang dipukul-pukul pake tongkat. Dan vokalku. Akan kuperbaiki dan kutingkatkan kualitasnya. Bersikap ramah, tidak egois, bisa menahan emosi, bersikap lebih dewasa, meningkatkan hubungan baik, dan lebih disiplin.
**...**
Terimakasih untuk semua keluargaku yang selalu mengerti aku. Dan maaf, aku terlalu seperti anak kecil. Maaf atas kesalahanku, kelancanganku dan semua yang menjengkelkan, menyakitkan dan mengesalkan. Terimakasih atas pengertian dan kebaikan semuanya.
1,2,3 Aku sayang semuanya...
Kenangan terindahku
Angger, 12 tahun
Jakarta, 29-30 Desember 2011