Ini lanjutannya......
TC TRAINNING CAMP
Dan akhirnya tibalah saat TC. Trainning Camp, yupz, pemusatan latihan. Dari pagi-pagi kita udah olah raga, pemanasan. Kalo TC kita hampir gak punya waktu tidur siang. Mana beberapa di antara kita harus menyelesaikan tugas setting background dan panel panggung untuk adegan penggusuran dan adegan sekolah. Jadi banyak yang di antara kita selalu tidur larut malam, bahkan subuh. Dan pagi-pagi sudah harus bangun untuk pemanasan dan melanjutkan TC. Tahun ini, kita enggak TC di luar, tapi di sanggar. Dan disini, uwak bertanya sama kita. Kenapa, uwak memilih “kwek” untuk ciri khas salah satu adegan yang cukup menentukan pada pementasan tahun ini? Dari jawaban yang diberikan, aku berpikir, sungguh, sebuah pementasan besar dan menakjubkan seperti ini, tidak dapat diciptakan dalam jangka waktu yang sekali jadi. Harus kita jalani, sedikit demi sedikit. Bahkan, aku juga gak tau, sejak kapan uwak, dan teman-teman produksi menyiapkan pementasan ini. Sungguh besar perjuangan mereka. Maka, sejak saat itu, aku jadi semakin bersungguh-sungguh dan serius dalam menggarap pementasan ini. Oia, jawaban uwak. Apa hayoo?? Mungkin, gak terlalu penting bagi beberapa di antara kalian. Bahkan bagiku. Sebelum uwak bertanya seperti ini, aku juga gak pernah memikirkan betapa pentingnya “kwek” itu. Tentang jawaban itu, kalian pasti akan mengetahuinya. Dan satu lagi, kata uwak, kita itu sangat nekat. Bukan nekat karena luar biasa. Tapi .... kita liat aja yuk di tulisan di bawah nanti..
“_”
BENER KAN..?!?!?
Dan sesuatu bangedh. Akhirnya, terjadi juga apa yang sudah aku prediksi. Bahwa aku pasti akan menangis dalam perjalanan menggarap pementasan ini. Di hari kedua, aku bener-bener menangis berseason. Maksudnya berlanjut. Ada season-seasonnya. Aku nangis saat check clip on. Check clip on dilakukan per adegan. Dan itu pas adeganku. Saat itu aku emang baru batuk berat. Saat check clip on, clip on ku disetel dengan volume besar. Karena emang udah biasa bernyanyi tanpa pengeras suara, aku bernyanyi agak keras. Ya aku emang masih kontrol suara, sesuai dengan volume yang sudah dites. Tapi ternyata setelah menyanyi, suaraku fals bangeeeeth. Dan sangat menggaung. Ternyata, entah kenapa, setelan volumeku berubah sangat keras, Jelek banget. Aku bener-bener sangat shock. Kaget dan pengen nangis rasanya. Rasanya sesek banget. Gak bisa napas. Tapi aku masih bisa nahan. Akhirnya volume clip on ku diperbaiki, check clip on dilakukan untuk kedua kalinya. Udah normal, sesuai dengan rencana. Emang sih aku jadi lebih kontrol emosi dan suara. Jadi hasilnya lebih baik, tapi belum maksimal. Udah tau aku itu orangnya perfeksionis. Makanya perasaanku ancur banget. Tapi aku agak lega karena orang-orang disekitarku tetap mendukung dan mensupport. Tapi tetap aja, namanya juga Angger. Gak akan tenang kalo gak nangis. Bukan berarti aku cengeng. Tapi kalo kayak gitu aku harus nangis dulu. Akhirnya, selesainya adeganku, aku nangis di belakang punggung mbak Tari. Padahal gak ada yang marahin aku. Tapi mau gimana lagi, spirit ku lagi down banget. Dan gak bisa dihindari lagi, aku nangis. Trus break. Aku berhenti nangis. Trus di kamar, aku nangis lagi. Udah berhenti lagi. Eh di bawah, di tempat duduk-duduk aku nangis lagi. Udah diem. Eh nangis lagi. Angger, Angger, tetep aja kayak gitu.
T_,T *-* ;-D ;P
LANJUUUT...
TC terus kita jalani sampe 3 hari. Tiap malem kita run trough. Dan masih terbayang-bayang dengan koreografi yang belum selesai, sedangkan tinggal 7 hari lagi. Oiah, tenang aja emosiku udah baik lagi. Dan aku udah lebih terampil menggunakan dan mengkontrol penggunaan clip on. Sekarang dia udah jadi sahabat baikku. En, tentang perkembangan tiap anak, sudah sangat jauh lebih maju. Dan memang itu tujuan TC, harus menciptakan kemajuan. Puas banget. Kita udah memahami. Sampai TC hari terakhir, kita masih tetap berlatih. TC ditutup dengan Gladi Kotor. Berjalan dengan lancar. Emosi udah masuk. Sekarang, yang ada bukan aku, tapi Lintang. Gladi Kotor ditutup dengan tundukan hormat rasa syukur atas anugrah dari Tuhan Allah. Lalu kita melakukan evaluasi malam.
:P
PEMIKIRANPUN DIKEMUKAKAN
Di evaluasi malam ini, kita dijelaskan sama uwak tentang segala rahasia pemikirannya. Berbagai hal, mulai dari konsep panggung, konsep kostum dan berbagai macam hal lainnya. Uwak bilang, konsep panggung tahun ini, gak akan spektakuler layaknya negeri impian seperti tahun lalu. Konsep panggung tahun ini sengaja dibuat seperti kehidupan nyata. Dan mengapa panggung musik dibuat dari tiang-tiang bangunan, bukan kayu sperti biasanya...? Karena sudah terpikir oleh uwak, bahwa panggung musik adalah wujud lokasi pembangunan yang baru saja digusur. Ya, karena pada adegan pertama ada penggusuran. Sehingga, bekas-bekas penggusuran yang sekarang adalah panggung musik, seakan-akan dibuat sebagai lokasi pembangunan. Dan kostum. Kostumpun juga begitu, tidak akan dibuat fiktif seperti robot-badut dalam Nyanyian Negeri Boneka atau dengan berbagai unsur imajinasi. Karena tahun ini, kami sungguh ingin mengangkat kehidupan nyata tanpa adanya imajinasi. Dan yang terpenting. Bahan kostum Satpol PP Kantib dan Anak SMP Beo. Dirancang khusus dengan bahan polkadot ala badut. Itu menunjukkan bahwa “kekerasan dan pemaksaan kehendak seharusnya menjadi hal yang konyol yang pantas untuk ditertawakan”. Itu adalah hasil pemikiran uwak. Andaikan di kehidupan nyata, banyak orang berpikir seperti itu. Pasti kehidupan akan makmur sejahtera. Menurutku hebat banget, di tengah kepusingan kayak gini, uwak masih sempet mikirin hal kayak gituan. Amazing...!!!
:-0!
PERJUANGAN TERAKHIR
Udah. Tinggal sebentar lagi. Tinggal seminggu lagi. Sekarang kita sudah tenang untuk pementasan. Cuma, gitu, beberapa koreo belum kepegang. Salah satunya, Anak dan Peluru. Itu sama sekali belum kesentuh. Aku bener-bener panik. Terus aku buat tabel. Dan untungnya, gak ada lagi lagu selain Anak Peluru yang belum kepegang. Akhirnya, keesokan harinya, Senin setelah TC, kita 1 kali latihan penuh hanya menggarap koreo Anak dan Peluru. Wow bangeeth..! Bayangin, tinggal H-6 lagi, kita masih membentuk koreo baru. Naaahhh,,, gimana, udah ngerti? Inilah alasan uwak mengatakan bahwa kita itu Nekath. Ya tapi itu sangat bagus banget. Maksudku daya tanggapnya kita itu bagus. Baru 2 latihan khusus untuk lagu Anak Peluru, tapi udah hafal. Makasih God, atas bantuannya... dan bener, ternyata. Hal yang digarap terakhir, belum tentu akan menjadi yang terburuk. Anak dan Peluru, ternyata bisa menjadi salah satu yang kompak. Aku sangat mensyukuri hal ini. Dan anak peluru, jadi salah satu yang aku sukai. Lalu, pada hari selasa, kami berkumpul pada malam hari untuk run trough menjelang gladi kotor. Tapi stelah semua berkumpul, uwak berkata, bahwa hari ini tidak jadi diadakan run trough. Uwak merasa bahwa lebih baik, hari ini efektif digunakan untuk memantapkan koreografi. Apalagi anak dan peluru. Baiklah kita lanjuuuuuuutt..
Hari-hari terakhir kita isi dengan kegiatan harian seperti biasa, AND udah bisa bangun siang lagi. Hehehe,,, karena persiapan untuk pementasan sudah hampir siap. Tinggal stage-property saja. Walaupun begitu bukan berarti kita berdiam diri aja. Karnaval, belum siap. Jadi, hari-hari ini kita isi untuk fokus mempersiapkan karnaval dan setting panggung. Pagi, siang, sore kita mengerjakan topeng dan kostum untuk karnaval dan mengerjakan stage–property juga. Dan malam, seperti biasa, di hari-hari terakhir ini kami melakukan run trough. ya sekalian fitting kostum juga. Tibalah saatnya, malam terakhir, malam yang akan kurindukan untuk selamanya. Gladi kotor. Kita semua duduk melingkar. Gak tau kenapa, kita gak duduk di tengah aula kayak biasa. Kita malah agak memojok, deket wing kiri. Aku gak tau apa yang terjadi. Disini, aku ngerasa aja. Bahwa secara gak sengaja, kita mengungkapkan perasaan masing-masing. Memang uwak, dengan terus terang secara verbal mengungkapkan isi hatinya. Tapi, kita juga. Walaupun gak diungkapkan secara langsung, tapi rasanya hati bicara satu sama lain. Bagaimana perasaan kita terhadap karya kita yang satu ini. Di saat-saat terakhir seperti ini, aku justru merasakan kerinduan yang mendalam. Teringat waktu pertama pondasi karya kita ini didirikan. Rasanya terharu gitu, kalo inget semua perjuangan kita sejak awal. Dan bener, dari sini, kita belajar tentang saling memaafkan. Setelah perenungan dan briefing selesai,,, 1.2.3.
...
Chaiyoo!!! Teriakan itu menandakan, perjuangan persiapan terakhir kita akan dimulai. Yap! Gladi kotor, latihan terakhir kita, akan segera dimulai. Namun ini adalah awalmula paling pertama, untuk performance kita. Semuanya bersiap di wing masing-masing, dengan percaya diri dan semangat yang membara mempersembahkan yang terbaik bagi usaha-usaha yang telah mewujudkan pementasan ini. Syukurlah, semuanya berjalan dengan baik. Dan aku sungguh meloncat dan berteriak senang setelah ‘pementasan’ benar-benar sudah selesai dengan penutup tundukan rasa hormat. Aku pun tak tahu apa bunyi teriakanku itu. Tapi yang jelas menunjukkan rasa syukur, bahagia dan terharu. Hampir menangis. Aku sama sekali gak bisa bicara, untuk mengungkapkan perasaanku. Karena tangisan haru yang tertahan. Rasanya sesak, dan sulit untuk mengucapkan kata-kata. Aku langsung memeluk kakakku, dengan erat untuk mengungkapkan perasaanku sejadi-jadinya. Bahwa, persiapan kebersamaan sudahlah tiba puncaknya. Tak percaya bahwa kami tinggal menunggu waktunya tiba
...
*_T
