Gadis Penjual Korek Api

Di suatu musim dingin, hiduplah sebuah keluarga sederhana. Keluarga itu sudah tidak memiliki ibu karena ibunya meninggal. Ayahnya mencari nafkah dengan membuat korek api. Korek ai itu dijual dengan kayu bakar oleh anaknya yang bernama Elsie. Bahkan di hari natal sekalipun Elsie tetap harus menjual korek api. Karena kalau tidak Elsie akan dipukul oleh ayahnya dengan ikat pinggang dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah. Apalagi saat berjualan, Elsie beralas kaki sepatu yang kebesaran dan berlubang. Sayangnya, sepatu itu hilang. Pertama karena lepas saat ia menyeberang, kedua karena anak lelaki yang jahil mencuri sepatunya.

Salju turun dengan deras, Elsie menawarkan korek api jualannya pada seorang ibu. Namun ibu itu membentak Elsie “kamu tahu tidak jika saya membeli korek apimu, pasti akan merusak baju saya yang indah ini. Padahal saya sudah berdandan rapi untuk pergi ke gereja agar orang orang memuji kecantikan diri saya. Tapi malah dirusak dengan korek apimu yang kotor itu. Pergi sana jangan mengganggu saya!! Dasar orang miskin!!” Elsie merenung sedih, lalu melihat seorang remaja sedang berjalan dan berkata” Kak tolong kak beli korek api saya. Kalau tidak saya akan dipukul oleh ayah saya dan saya tidak boleh masuk ke dalam rumah. Saya mohon kak, kasihani saya.” “ Lho memang apa hubungannya dengan saya? Lagipula di rumah saya sudah ada korek api dan kayu bakar, jadi buat apa saya membeli korek apimu? Mendingan buat beli gaun, makanan, atau boneka. Sudah pergi sana!! “ ujar remaja itu.

Elsie sangat sedih, tetapi ada sekelompok anak kecil yang nakal dan berkata kepadanya” kak untuk apa kau menjual kayu kayu itu?” Jawab Elsie “ untuk menghidupi keluarga saya, namun sayangnya tak ada yang mau membeli kayu dan korek api ini.” Jawab anak itu “ wah tidak penting sekali ya, oya kami pergi ya, dan sebelumya kami punya kejutan untukmu!” “APA???” ujar Elsie
“Ini dia” ternyata anak anak itu melempar korek api sehingga berhamburan kemana mana. Elsie yang malang segera mengumpulkan korek api tersebut. Salju turun lebih lebat, Elsie menyalakan salah satu korek apinya. Dari bayangan itu terlihat daging angsa panggang, sup yang hangat, dan makanan lainnya. Elsie meraih semua makanan itu namun seketika semuanya lenyap. Elsie menyalakan korek api yang kedua, dan dari bayangan itu terlihat pohon natal yang megah dan nyanyian yang merdu. Sayangnya seperti tadi saat Elsie berusaha meraihnya semua lenyap. Elsie menyalakan korek api yang ketiga terlihat bayangan nenek dan ibunya yang sedang tersenyum. Elsie berkata “ Ibu...Nenek... bawa aku terbang ke tempat kalian tinggal. Biarkan aku tinggal bersama kalian disana”

Pada paginya tepat hari natal orang melihat seorang anak kecil terbaring di dekat suatu gereja . seorang ibu mengenalinya bahwa itu Elsie dan sangat menyesal mengapa ia tak membeli korek apinya. Begitu juga orang lain yang menolak anak kecil tersebut. Akhirnya anak itu dimakamkan diantara pusara ibu dan neneknya olek orang-orang yang sebelumnya mencemoohnya .